Mengenal Bounce Rate dan Cara Mengatasinya

Mengenal Bounce Rate dan Cara Mengatasinya - Untuk kamu yang menggunakan Google Analytics tentu familiar dengan istilah Bounce Rate. Kalau belum, berarti kamu pas banget buat baca artikel ini. Yuk simak pembahasan tentang bounce rate dan cara mengatasinya. Kita juga bakal coba bahas hal-hal seputar bounce rate yang perlu kamu ketahui.

Apa itu bounce rate?

Bounce rate adalah sebuah istilah untuk salah satu indikator di Google Analytics. Indikator ini merupakan persentase dari kunjungan ke web atau blog yang hanya sepintas.

Atau bahasa lebih sederhananya adalah angka bounce rate meningkat kalau pengunjung blog kamu hanya buka satu halaman setelah itu back atau close blog kamu tanpa buka halaman yang lain.

Nilai indeks dari bounce rate adalah 0% sampai 100% yang mana semakin kecil angka bounce rate blog kamu menandakan bahwa pengunjung blog kamu aktif di blog kamu dan tidak langsung pergi ketika mengunjungi blog kamu.


Cara menghitung bounce rate

Untuk menghitung bounce rate rumus yang digunakan adalah rumus standar yaitu:
(Jumlah bouncing visitor / jumlah keseluruhan visitor) x 100%

Bouncing visitor adalah istilah untuk pengunjung blog yang hanya membuka satu halaman lalu keluar dari blog kamu.

Contoh cara menghitungnya adalah seperti ini:

Jumlah keseluruhan visitor blog A = 1000

Jumlah visitor yang minggat sebelum buka halaman lain = 100

Maka, bounce rate dari blog A adalah 100/1000 x 100 (%) = 10%

Sederhana, bukan?


Pengaruh bounce rate

Para pakar percaya indikator bounce rate ini sangat berpengaruh pada hasil pencarian, khususnya SERP dimana semakin rendah bounce rate blog kita maka akan semakin bagus pula posisi konten kita di hasil pencarian.

Selain itu, sebagai seorang webmaster/ blogger, jika bounce rate dari blog kita tinggi maka kita bisa mengetahui bahwa ada yang salah dengan blog kita. Entah kontennya, desainnya, atau memang kamunya sebagai blogger yang memang tidak disenangi oleh pengunjung.


Faktor yang mempengaruhi bounce rate

Ada banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya bounce rate. Namun umumnya ada tiga poin utama yang kemungkinan besar berpengaruh pada kualitas bounce rate suatu blog.

1. Kecepatan loading

Percaya atau nggak kecepatan loading blog atau website sangat mempengaruhi kualitas bounce rate. Maka dari itu, banyak SEO Expert yang merekomendasikan untuk membuat design blog yang fast load. Kalau bisa, isi halaman bisa termuat hanya dalam 1 detik atau kurang.

Kalau misalnya kamu agak bingung mengetahui cara mengetahui performa kecepatan web atau blog kamu, kamu bisa gunakan tool gratisan dari Google yaitu Google Pagespeed Insights.

Kamu nggak perlu ngejar nilai 100 di Google Pagespeed Insights, cukup pastikan bahwa kamu dapat score hijau saja (sekitar 80-an) baik mobile maupun desktop yang menandakan bahwa loading blog kamu sudah cukup cepat untuk device-device tersebut.

2. User Experience

Hal lain yang seringkali mempengaruhi bounce rate adalah user experience yang diberikan oleh pengguna. User experience atau dalam bahasa lain adalah pengalaman pengguna diukur dari seberapa mudah pengguna/ pengunjung mengakses blog.

Contoh gampangnya gini, kamu pernah nggak berkunjung ke suatu blog/ konten blog lalu ketika asyik scroll tiba-tiba muncul pop up subscription/ berlangganan entah darimana.

Di satu sisi, itu bagus untuk marketing tapi di sisi lain itu bisa membuat pengunjung blog terganggu dan menghasilkan pengalaman yang buruk untuk pengunjung.

Atau, iklan popunder yang tiba-tiba muncul waktu pengunjung klik dimanapun. Itu sangat-sangat mengganggu dan memberi pengalaman yang sangat buruk untuk pengguna.

Atau fitur navigasi yang ternyata nggak bisa ditekan karena script nya corrupt (rusak).

Atau juga desain web/ blog kamu yang terlalu mencolok mata dan tidak enak dilihat.

Banyak sekali faktor yang berhubungan dengan user experience ini. Maka dari itu akan saya bahas dalam artikel lain yang khusus mengulas tentang User Experience.

3. Konten yang buruk

Faktor ketiga yang saaaangat memungkinkan mempengaruhi bounce rate adalah konten yang disajikan. Konten yang 'buruk' akan memberikan pengalaman yang buruk juga pada pengguna dan berimbas pengguna langsung cabut dari blog/ web kamu.

Definisi dari konten yang buruk itu sebenarnya luas tapi sederhananya adalah konten kamu berhak dicap buruk kalau konten kamu tidak bisa menjawab masalah pengunjung.

Misal, seorang pengunjung datang ke blog A untuk mencari tahu resep cicak goreng. Di konten yang disajikan oleh blog A di awal malah menceritakan segala macam sejarah cicak dan jenis-jenis cicak yang mana itu informasi yang nggak dibutuhkan oleh pengguna.

Apakah informasi tersebut benar-benar tidak berguna? Ya nggak itu tetap berguna, hanya saja untuk si pengunjung tersebut tidak.

Oleh karena itulah, para pakar SEO menyarankan penggunaan Table of Content di blog kamu untuk mempermudah pengunjung menemukan konten yang mereka cari.

4. Penggunaan Link yang tidak Tepat

Poin ini berlaku jika kamu sering mencantumkan link eksternal (link ke web lain) di konten kamu. Jika kamu mencantumkan link ke web orang, maka ada kemungkinan pengunjung kamu mengklik link tersebut dan keluar dari web/ blog kamu.

Kamu bisa mengakali itu dengan memberi atribut target="_blank" pada link tersebut dan masalah keluar dari blog kamu pun selesai.

Yang jadi masalahnya adalah, setelah halaman eksternal terbuka dan pengunjung blog kamu pergi ke halaman itu, apa yang terjadi dengan halaman kamu yang didiamkan tak tertutup?

View time akan sangat tinggi tapi tetap saja, ketika di-close oleh pengguna maka dihitung sebagai bounce rate.


Fungsi bounce rate

Sebenarnya sudah saya singgung di atas tentang fungsi dari indikator bounce rate ini. Tapi, akan saya perjelas dalam bentuk poin-poin.

  • Untuk webmaster/ owner/ blogger dapat menjadi indikator untuk menilai kualitas blog dan mempersiapkan strategi guna menutupi kekurangan yang ditemukan.
  • Untuk Search Engine, indikator bounce rate akan menjadi nilai yang menentukan posisi konten di hasil pencarian.
Itulah fungsi dari bounce rate.

Batas aman bounce rate

Sebenarnya tidak ada patokan berapa angka aman untuk bounce rate. Bahkan berdasarkan hasil riset, angka bounce rate secara global itu masih ada di kisaran 50%. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini:

Seperti yang kamu lihat angka bounce rate tiap-tiap industri terbilang cukup besar. Bahkan untuk blog yang menyajikan konten saja secara rata-rata bounce rate-nya ada di angka 40-60%.

Jadi, kalau misalnya ditanya berapa batas amannya ya tidak ada yang tahu pasti. Tapi, saya hanya bisa menyarankan:

  1. Perhatikan jenis web kamu dan sesuaikan dengan tabel grafik bounce rate industri di atas.
  2. Lihat batas bawah dari rata-rata jenis industri dari web kamu.
  3. Coba buat kejar di bawah itu.

Contohnya seperti ini.

Web Ninura ini saya fokuskan untuk menyajikan konten meskipun ada produk post di dalamnya. Maka dari itu, web ini saya kategorikan sebagai Content Websites.

Batas bawah dari rata-rata bounce rate di industri content websites adalah 40%.

Oleh karena itu, target saya adalah mengusahakan agar bounce rate web Ninura ini ada di bawah 40%. Berapa pastinya? Ya tidak ada. 39% pun sudah saya anggap berhasil.

Setelah saya bisa menjaga kualitas bounce rate saya di angka 39%, maka target selanjutnya adalah 38% dan begitu seterusnya sampai bounce rate web saya di bawah 10% atau bahkan 0%.

Meskipun agak mustahil juga sih.


Cara Menurunkan Bounce Rate

Untuk menurunkan bounce rate, yang perlu kamu lakukan adalah mengusahakan sebisa mungkin agar pengunjung blog / web kamu tidak berhenti di satu halaman. Nggak ada cara mutlak untuk itu, tapi ada beberapa tips yang bisa kamu coba karena saya pun menerapkan hal serupa.

Tips untuk mengatasi masalah bounce rate diantaranya:

1. Mainkan internal linking

Kamu bisa memaksimalkan internal linking di halaman post kamu. Taruh link yang sekiranya relevan dengan topik yang ada di halaman dan ajak pengunjung blog kamu untuk membuka halaman tersebut.

Cara ini sangat lazim dilakukan. Hanya saja, seringkali penggunaannya berlebihan.

Misalnya di postingan ini, kamu akan temukan beberapa anchor text (link berupa text) yang mengarah ke artikel lain dan halaman homepage dari web ini.

Harapan saya, pengunjung (termasuk kamu) berkenan mengklik link tersebut dan menelusuri konten lain yang ada di web ini.

2. Maksimalkan fitur komentar

Kamu mungkin nggak sadar, kalau orang berkomentar, maka orang tersebut akan me-reload halaman tersebut tanpa membuka sesi baru. Jadi kamu bisa memanfaatkan kolom komentar di blog kamu untuk mengurangi bounce rate tersebut.

Kamu bisa ajukan pertanyaan pada audience yang mengharuskan audience menjawab di kolom komentar atau meminta audience untuk meninggalkan komentar sebelum meninggalkan halaman postingan kamu. Tentunya dengan kata-kata yang benar dan nggak memaksa, ya.


Penutup

Itu adalah beberapa tips yang bisa saya berikan dan sebenarnya ada beberapa hal lain terkait dengan optimasi on page agar bounce rate kamu turun atau menjaga kualitas bounce rate. Tapi, saya rasa dengan tips itu saja kalau bisa dimaksimalkan dengan baik sudah membuat kualitas bounce rate blog kamu semakin baik.

Itu saja yang bisa saya share tentang bounce rate untuk kali ini. Jika ada update, maka akan saya update juga post ini. Jika berkenan, follow social media Ninura agar tidak ketinggalan kalau-kalau ada update terbaru dan silahkan tanyakan di kolom komentar kalau ada yang kurang jelas. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di konten selanjutnya.

Nisfa Nurfadilah Rachmaniar
Halo, saya Nisfa. Saya adalah pengelola dari Ninura, sebuah online shop yang sekaligus media informasi dan hiburan melalui beberapa anak situsnya. Salam kenal, dan semoga betah di Ninura.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter