Oleh karena itu, saya akan coba memberi sedikit ulasan (netral) saya tentang aplikasi VTube ini. Adapun pendapat saya ini bertujuan untuk membuktikan apakah VTube adalah bisnis asli yang menguntungkan dan menghasilkan atau sekedar bisnis 'penipuan' berkedok nonton iklan dibayar.
Mari kita coba bahas bersama.
1. Apa itu VTube?
Kita mulai dari apa itu VTube terlebih dahulu.
VTube adalah sebuah aplikasi yang diusung oleh PT Future View Tech dengan konsep membership gratis dimana member berkesempatan untuk memperoleh sejumlah uang dengan hanya menonton video-video iklan yang ada di VTube.
Untuk saat ini, VTube bisa di-download dengan mudah melalui Google Playstore. Dan setelah saya telusuri, sampai saat artikel ini dibuat, aplikasi VTube di Google Playstore sudah mendapatkan rating 4.6 dari total 130 ribu lebih ulasan. Terlebih, aplikasi ini sudah diunduh oleh lebih dari 5 juta pengguna.
Gambar diambil dari NINURA |
Sungguh sebuah angka yang fantastis mengingat aplikasi ini baru diluncurkan awal tahun 2020 ini.
Sekilas kita sudah bisa ketahui bahwa aplikasi VTube ini adalah aplikasi yang valid dan memang bisa digunakan. Namun, mari kita telusuri tentang cara kerja dari VTube ini.
2. Cara kerja VTube
Konsep dari VTube sebenarnya sederhana. VTube membuat sebuah konsep dimana pengguna dapat menonton video secara gratis melalui aplikasi ini, lalu penggunanya juga dapat menghasilkan uang jika mereka aktif menonton video iklan yang tersedia di aplikasi tersebut.
Setelah saya cari tahu, uang yang didapat dari VTube diperoleh dari poin yang dikumpulkan oleh pengguna yang diberi istilah VP. VP ini adalah poin yang 'katanya' bisa ditukarkan dengan sejumlah uang jika sudah menyentuh batas minimum.
Kalau kita tidak menggunakan nalar untuk mencari tahu cara kerja secara keseluruhan dari VTube ini, maka kita akan menganggap ini adalah sebuah peluang emas. Namun sayang, banyak yang gagal paham akan konsep kerja VTube sebenarnya.
Bila ditelaah lebih dalam, cara kerja dari VTube ini tidak jauh berbeda dengan MLM (Multi Level Marketing). Kenapa? Karena untuk mendapatkan VP yang banyak, pengguna diharuskan untuk mencari downline (referral) yang banyak pula.
Jika aplikasi ini digunakan untuk mencari keuntungan secara individual, maka sampai matahari muncul dari barat pun pengguna tidak akan bisa mencapai nilai minimum pencairan uang dari VTube. Meskipun bisa, saya yakin pengguna akan kecewa dengan apa yang diperoleh.
Mari kita buat perhitungan sederhana:
- Untuk mendapatkan VP, seorang pengguna diharuskan menonton video berdurasi 10-60 detik sebanyak 10 kali sehari. Dimana, setiap iklan harus diberi jarak waktu tonton sekitar 10 menit. Jadi, dalam sehari pengguna akan diminta untuk menghabiskan waktu sekitar 10 menit ditambah waktu tunggu (10 menit x 10 video) = 100 menit / 1 jam 40 menit. Supaya mudah, kita anggap saja dalam sehari kita menghabiskan waktu 2 jam. Catatan: Kalau jumlah iklan yang ditonton dalam sehari kurang dari target yang ditentukan yaitu 10 video, maka VP tidak akan cair dan keesokan harinya dihitung dari 0. Usaha hari itu jadi sia-sia.
- Dalam sehari, seseorang dapat mengumpulkan sekitar 0.1VP
- Nilai 1VP setara $1 atau Rp14.000
- Berarti kalau kita sebulan full (30 hari) menggeluti aplikasi VTube ini sendirian jumlah VP yang akan didapat adalah 3VP atau setara $3 atau Rp42.000
Dalam sebulan, kita bisa mendapatkan penghasilan FANTASTIS senilai Rp42.000.
Dan dalam sebulan, kita menghabiskan waktu sebanyak 60 jam.
Sederhananya, VTube mengganti waktu kita 60 jam yang terbuang untuk menggunakan aplikasi VTube tersebut dengan uang senilai Rp42.000.
Apakah itu worth it? Itu kembali lagi ke kamu. Yang jelas, secara hitungan dasar, mencari keuntungan dari aplikasi VTube tanpa mencari downline (referral) adalah sia-sia.
Kecuali buat kamu yang senang berkutat di dunia MLM, aplikasi ini sangat cocok buat kamu tekuni (untuk saat ini).
Nah, supaya lebih jelas lagi, mari kita bahas secara menyeluruh tentang bisnis VTube ini.
REVIEW VTUBE
1. Legalitas VTube
Sebagai sebuah Perseroan Terbatas (PT), tentu saja PT Future View Tech diharuskan mempunyai legalitas hukum. Dan karena VTube berhubungan dengan uang dan tempat berkumpulnya uang, maka tentu saja VTube harus diawasi oleh OJK.
Jadi mari kita telaah dulu aspek legalitas dari VTube ini.
Dari apa yang saya dapat, PT Future View Tech atau VTube ini ternyata mempunyai legalitas di Indonesia. Adapun legalitas tersebut seperti yang tertera di gambar berikut ini:
Gambar diambil dari NINURA |
Itu adalah berkas legalitas VTube yang bisa saya temukan di internet. Tentang keabsahan dari dokumen di atas, silahkan dicari tahu secara mandiri. Yang jelas, dari kumpulan berkas tersebut kita bisa ketahui bahwa PT Future View Tech memang ada di Indonesia.
2. Izin Operasional VTube
Mengenai izin operasional dari VTube itu sendiri, kita semua bisa akses dengan mudah melalui terbitan terbaru dari OJK beromor SP-06/SWI/VII/2020 per 3 Juli 2020 yang berbunyi bahwa salah satu entitas yang diperintah menghentikan kegiatan usahanya oleh Satgas Waspada Investasi OJK adalah VTube.
Berkasnya bisa kalian akses disini: https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Documents/Pages/Siaran-Pers-Satgas-Waspada-Investasi-Perkuat-Koordinasi-dengan-Kepolisian-RI/Lampiran%20II%20Entitas%20Ilegal%20Juli.pdf
Dan menindaklanjuti siaran pers tersebut, Kominfo mengambil tindakan dengan menutup akses ke situs resmi PT Future View Tech yang beralamatkan fvtech.id.
Jadi, secara resmi harusnya VTube dilarang (untuk sementara) di Indonesia. Jika aktivitas mengenai VTube masih berlangsung, maka aktivitas tersebut bisa dikategorikan sebagai aktivitas ilegal dan nggak bisa dilindungi oleh hukum.
Maksudnya, kalau ternyata nanti ada masalah (khususnya yang berhubungan dengan uang), masalah tersebut tidak bisa diproses secara hukum. Atau singkatnya, kalau ntar (apesnya) VTube scam atau penipuan, maka pengguna yang merasa tertipu nggak bisa mengkasuskan itu ke jalur hukum.
3. Sistem Skema Ponzi
Yang membuat kisruh tentang VTube ini aman atau tidak adalah karena ada unsur skema ponzi di dalamnya. Buat yang belum tau apa itu skema ponzi, secara singkat diartikan sebagai modus investasi palsu.
Ada yang menyangkal dengan mengatakan, "Lah, kan saya nggak bayar apa-apa, berarti nggak investasi dong!"
Mari kita belajar sejenak tentang investasi.
Investasi menurut KBBI adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Dalam kasus VTube ini, penggunanya memang tidak dipungut biaya apapun untuk mendaftar. Itu memang gratis.
Namun, ketika nanti akan menukarkan VP ke dalam Rupiah, maka akan ada biaya admin disana. Itulah bentuk penanaman modal pengguna ke perusahaan (PT Future View Tech).
Terlebih, jumlah admin ini bergantung dari kamu downline level ke berapa. Semakin di bawah downline-mu, maka semakin besar pula adminnya.
Ini terjadi karena kamu hanya bisa menukarkan VP-mu kepada upline (orang yang mengajak) dan begitu seterusnya dimana pada setiap proses penukaran ada admin.
Inilah skema ponzi yang dimaksudkan. Pada akhirnya, yang benar-benar diuntungkan adalah leader tertinggi, dalam hal ini adalah perusahaan. Disana dia tinggal ongkang-ongkang kaki memperhatikan perguliran uang di antara pengguna VTube.
4. Sumber Dana Tidak Jelas
Ketika kita berbicara soal bisnis, kita akan berbicara soal produk, modal, dan keuntungan. Untuk kamu yang belum begitu mengenal VTube. Maka lakukan riset sederhana dengan mempertanyakan ketiga hal tersebut pada siapapun yang membahas soal VTube.
- Apa produk dari VTube?
- Darimana modal perusahaan dalam menjalankan VTube?
- Darimana perusahaan mendapatkan keuntungan?
1. Apa produk dari VTube?
Dalam kasus VTube ini, kita bisa ketahui bahwa produknya bukan aplikasi VTube. Tapi VP yang ada dalam aplikasi tersebut dimana VP itulah yang nantinya menjadi produk jual-beli antar sesama pengguna VTube. Apakah produk ini bisa dipertanggungjawabkan? Menurut saya tidak. Karena sistem VP ini tidak didukung dengan transparansi data yang dipublikasi oleh pihak VTube.
Atau sederhananya, VP ini nggak mutlak seperti halnya Bitcoin. VP ini cuma pihak VTube yang tau. Apakah pihak perusahaan punya data untuk memvalidasi hal tersebut? Untuk saat ini saya belum menemukan informasi mengenai hal tersebut. Meski seharusnya VTube punya data tersebut.
2. Darimana modal perusahaan dalam menjalankan VTube?
Hal lain yang perlu dicari tahu adalah modal. Darimana modal VTube untuk menjalankan bisnis tersebut? Dari hasil riset yang saya lakukan, pihak VTube (atau seseorang yang pro ke VTube) menyatakan bahwa sumber keuntungan dari VTube berasal dari angel investor yang memasang iklan di VTube.
Apakah itu benar? Saya rasa tidak.
Karena logikanya seperti ini, perusahaan mana yang mau membayar biaya iklan yang tidak tertarget?
Maksudnya gini, kalau saya punya perusahaan makanan, tentu saya mau iklan saya tepat sasaran ke orang-orang yang suka makanan, sehingga nantinya berkemungkinan membuat orang yang nonton iklan saya jadi mau beli produk makanan saya.
Sedangkan dalam hal ini, VTube tidak sama sekali menggunakan AI (artificial Intelligence) yang bisa membaca minat dari pengguna.
Iklan yang tampil pun jadi nggak pasti, kadang makanan, kadang perhiasan, kadang otomotif, sehingga VTube bukanlah solusi untuk pengiklan.
Dari penjabaran singkat tadi, bisa saya tarik sebuah kesimpulan bahwa yang dikatakan sebagai investor bagi VTube itu tidak benar-benar ada.
Terus, kalau bukan dari investor darimana dong? Kemungkinannya cuma dua: dari kantong owner yang begitu baik hati, atau, dari perputaran uang para penggunanya.
Belum lagi, perusahaan dapat keuntungan lebih dari jumlah download dan penggunaan aplikasi.
3. Darimana perusahaan mendapatkan keuntungan?
Dari penjelasan poin 2 di atas, sudah saya singgung sedikit tentang kemungkinan perusahaan mendapatkan keuntungan, yaitu dari perputaran uang para penggunanya dan jumlah download dan penggunaan aplikasi.
Saya berani jamin tidak ada keuntungan dari investor.
Kenapa?
Karena setelah saya coba aplikasi tersebut, iklan yang tayang adalah iklan-iklan dari produk dahsyat seperti McDonald, KFC, Rolex, yang mana perusahaan kelas dunia seperti itu nggak mungkin beriklan tanpa perhitungan dan konsep yang matang.
5. Pencatutan Ilegal
Buat kamu yang baru kenal dengan VTube, tentu saja akan mendengar banyak hal baik tentang VTube. Program-program luar biasa dari VTube, serta kerjasama VTube dengan banyak ormas termasuk yang cukup besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Namun sayang, pihak NU sendiri mempertanyakan hal tersebut. Seperti yang ada di gambar di bawah ini:
Gambar diambil dari itnnujabar.or.id |
Dalam gambar tersebut, organisasi ITN NU Jabar mempertanyakan penggunaan logo NU dan juga pengatasnamaan NU di semua media VTube yang ternyata ilegal.
Masa iya, sebuah perusahaan besar yang dalam 7 bulan bisa Go Internasional (padahal Go Public juga belum) tidak tahu tentang hal ini?
Sedangkan pencatutan ilegal ini adalah salah satu tindakan yang lazim digunakan oleh bisnis-bisnis bodong, sebutlah yang dulu sempat ramai Car3i Networks.
Dari satu poin ini saja, sudah cukup untuk mempertanyakan eksistensi entitas PT Future View Tech ini ke depannya.
Jika VTube benar-benar ada itikad baik dan profesional ingin mengembangkan aplikasi berbasis umat (member), harusnya VTube terang-terangan membuat pernyataan tentang isu tersebut.
Belum beberapa isu lainnya yang berhubungan dengan negara lain. Perlu dipertanyakan itu.
Logika dasarnya gini, kalau saya mau usaha ternak bebek, bebek saya ternyata ada yang curian 1, terus orang yang klaim bebek curian ini ngomong terus, karena saya mau usaha ternak bebek saya lancar, saya selesaikan dulu dong masalah dengan si 1 orang ini. Bukan malah nyelonong kaya nggak ada apa-apa.
6. Tindak lanjut dari PT yang Tidak Responsif
Sejak Juli, OJK sudah menyatakan bahwa VTube itu bisnis yang tidak aman karena beberapa pertimbangan. Kalau misalnya VTube adalah bisnis asli, harusnya VTube mencontoh langkah dari Santara yang langsung mengurus perizinan dan menyesuaikan kebijakan dalam perusahaan sehingga perusahaan berjalan berdampingan dengan negara dan pihak berwajib.
Namun sampai saat ini, solusi-solusi yang diambil oleh VTube dan para VTube adalah langkah-langkah 'mengakali' pihak berwajib; seperti menggunakan VPN, bermain di Group tertutup, dan lain-lain.
Sedangkan dari pihak VTube sendiri tidak ada tindak follow up yang jelas atas larangan yang dijatuhkan OJK pada perusahaannya.
Ini adalah indikasi jelas bahwa VTube bukanlah PT yang serius.
7. Klaim Palsu VTube Soal Kerjasama dengan Perusahaan Besar [UPDATE]
Ternyata argumen tentang kerjasama dengan perusahaan-perusahaan ternama seperti Mitsubishi, Indofood dan lainnya yang dilontarkan oleh pihak VTube dan juga para penggunanya dibantah oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Berikut beberapa sanggahan dari perusahaan yang diklaim telah bekerjasama dengan VTube.
- Lihat Konfirmasi Cadbury soal Kerjasama dengan VTube
- Lihat Konfirmasi Indofood soal Kerjasama dengan VTube
- Lihat Konfirmasi Mitsubishi soal Kerjasama dengan VTube
- Lihat Konfirmasi Nescafe soal Kerjasama dengan VTube
KESIMPULAN
Sudah cukup panjang saya membahas soal VTube ini, namun sepertinya tidak akan beres untuk mengupas VTube ini dalam satu artikel saja. Oleh karena itu, saya langsung saja ke kesimpulan.
Kesimpulan saya untuk aplikasi VTube ini adalah ini aplikasi SCAM/ PENIPUAN. Sekali lagi saya tegaskan bahwa VTUBE PENIPUAN!
Hanya saja karena masih ada audience-nya, usaha ini masih digulirkan dan belum ditutup. Adapun alasan-alasannya adalah sebagai berikut:
- Legalitas VTube tidak jelas.
- Izin operasi secara resmi sudah dihentikan.
- Adanya sistem skema ponzi.
- Modal, produk, dan keuntungan tidak jelas.
- Terjadinya beberapa pencatutan ilegal (bisa berujung pencemaran nama baik).
- Tindak lanjut dari perusahaan yang tidak responsif atas isu-isu terkait perusahaan.
- dll.
Apa yang harus VTube lakukan untuk menyanggah berita-berita miring tentang VTube?
Untuk memperbaiki citra VTube dimata masyarakat, maka tugas pertama yang harus dilakukan oleh petinggi di VTube beserta jajarannya adalah berkoordinasi dengan pihak OJK dan Kominfo agar akses aset digital mereka, yaitu website mereka bisa dipulihkan.
Kenapa website dulu? Karena itu adalah profile company perusahaan tersebut. Jika tidak bisa diakses (bisa sih kalau pakai VPN), maka masyarakat tidak bisa mencari tahu, mengenal, dan memahami VTube itu apa.
Masalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar VTube dan menjelaskan secara jelas tentang VTube itu kepada masyarakat. Kalau memang ini sebuah konsep bisnis sesuai ucapan para pengguna aplikasi VTube, sangat sayang sekali kan kalau dilewatkan.
Namun, ada baiknya perusahaan sehebat VTube yang bisa merangkul ratusan ribu hingga jutaan orang ini merogoh kocek sedikit lebih banyak untuk mengadakan seminar resmi (penyuluhan) sesuai standar hukum yang berlaku.
Kalau sudah seperti itu, ya paling mentok-mentok VTube disamakan dengan PT Melia Sehat Sejahtera yang konsepnya mengedepankan Multi Level Marketing. Tapi karena legalitasnya diurus, PT MSS masih eksis sampai sekarang dan sudah nggak ada isu-isu aneh lagi kan tentang perusahaan tersebut.
Itu dulu deh, PR buat perusahaan FVTech. Masalah publikasi atau gimana-gimananya, kalau website official mereka sudah dipulihkan, mereka bisa kok publikasi di website mereka. Setelah itu, biarkan para VTuber yang memviralkan berita yang FVTech publikasi.
Post a Comment
Post a Comment