Keuntungan Menggunakan Long Tail Keywords untuk Blog - Ada banyak perbedaan pendapat tentang keyword ini. Ada yang bilang menarget short-tail keyword lebih baik ketimbang long tail, ada juga yang sebaliknya. Tapi mana yang sebenarnya lebih baik?
Kali ini saya akan coba bahas keuntungan menggunakan atau memanfaatkan atau menarget long tail keyword untuk konten blog beserta contoh kasusnya.
Tanpa basa-basi, mari kita langsung ke topik pembahasannya.
Apa itu Long Tail Keyword?
Sebelum membahas lebih jauh, saya harus pastikan dulu kamu tahu tentang long tail keyword itu apa. Jadi izinkan saya menjelaskan sedikit tentang long tail keyword ini terlebih dahulu.
Long tail keyword adalah istilah untuk keyword yang panjang dan spesifik. Biasanya terdiri dari lebih dari 2 suku kata. Contohnya:
Short tail: kenapa blogger
Long tail: kenapa pilih blogger untuk nge-blog
Sudah cukup paham, kan? Baik kita lanjutian pembahasannya.
Kekurangan Long Tail Keyword
1. Volume Pencarian Kecil
Ini tentu benar dan bisa menjadi masalah kalau kamu mengandalkan satu kata kunci untuk menggaet trafik ke blog kamu. Normalnya, orang akan cenderung mengetik kata kunci yang pendek di pencarian ketimbang menulis sesuatu yang kompleks.
Contoh sederhananya adalah seperti ini. Ada seseorang yang mengalami kebingungan dalam memberi makan anak kucing sehingga ia memutuskan mencari informasi di Google. Kata kunci yang diketik kemungkinan:
Makanan kucing terbaik
Cara memelihara kucing
Cara memberi makan kucing
Dan mungkin beberapa kombinasi kata kunci short tail lain yang tidak spesifik dan tidak lebih dari 5 kata kunci.
Sangat jarang sekali orang mengetikkan kata kunci seperti:
Cara jitu memberi makan kucing terbukti ampuh
Atau
Panduan lengkap memberi makan kucing
Sehingga sangat kecil kemungkinan konten yang menembak long tail keyword mejeng di pageone hasil pencarian. Saya bilang kecil kemungkinan ya, bukan tidak mungkin (mustahil).
2. Sulit mengembangkan ide
Untuk kamu yang sudah sering menulis di blog dengan berbagai strategi SEO termasuk menembak keyword short tail dan long tail tentu tahu atau pernah merasakan situasi dimana sulit sekali mengembangkan tulisan yang menarget long tail keyword.
Ini terjadi karena long tail keyword cenderung sudah spesifik. Contoh: 6 Tips Sukses Nge-blog. Berarti harus pas ada 6. Kalau ada 5 berarti gagal, kalau ada 7 berarti gagal.
Jadi bikin pusing sendiri karena harus meng-compile konten agar memenuhi kebutuhan keyword.
Berbeda dengan short tail yang biasanya lebih general dan mudah dielaborasi.
Itu saja menurut saya kekurangan yang mencolok dari menarget long tail keyword. Memang masih banyak kekurangan dari long tail keyword, tapi tidak terlalu mencolok.
Kelebihan Menggunakan Long Tail Keyword
Selanjutnya, kamu juga perlu tahu keuntungan dari long tail keyword jika digunakan dengan benar dan di optimasi dengan baik.
1. Banyak varian keyword yang bisa didapat
Menarget long tail keyword bisa jadi sangat menguntungkan ketika bisa dioptimalkan dengan baik. Ini terjadi karena long tail keyword mengandung banyak kombinasi kata yang semuanya bisa menjadi kata kunci sendiri.
Contohnya:
Makanan kucing terbaik untuk jenis Persia 2020
Dari long tail keyword tersebut kamu bisa menyabet beberapa kombinasi kata kunci seperti:
Makanan kucing terbaik
Makanan kucing persia
Makanan kucing terbaik 2020
Makanan kucing persia terbaik
Dan beberapa kombinasi lainnya dari kumpulan kata-kata tersebut.
Untuk lebih jelasnya kamu bisa melihat contoh yang saya sertakan di bagian akhir tulisan ini.
2. Bisa Mengambil Banyak Referensi
Entahlah ini poin plus atau tidak, tapi menurut saya ini bisa jadi poin plus jika kamu menarget long tail keyword. Kamu bisa mengambil rujukan dari banyak tempat untuk menyajikan informasi yang akurat.
Kenapa seperti itu?
Karena berdasarkan pengalaman saya pribadi, Google masih memiliki kelemahan dimana artikel yang disajikan kadang bukanlah artikel yang relevan dari segi waktu.
Contohnya ketika kamu search kata kunci "Free Backlink Tips", Google menyajikan konten-konten tahun 2016-2017 di page one yang mana di tahun itu backlink yang berupa spam comment masih work. Nyatanya di tahun 2020, Google tidak lagi menganggap backlink semacam itu, namun karena authoritativeness dari konten sudah besar, Google tetap memajang konten tersebut di pageone.
Kamu bisa memanfaatkan peluang itu untuk menjadikan informasi-informasi yang ada dan masih valid ada di konten kamu dan membuang yang tidak lagi relevan dan tidak sesuai dengan konten yang sedang kamu garap.
Misalnya dari contoh kasus di atas kamu membuat konten dengan keyword target: Tips Mendapat Backlink Ampuh Terbaru 2020.
Jadi isinya hanya tips yang relevan dengan tahun 2020 saja dan yang sudah tidak lagi relevan kamu tinggalkan.
Dengan begitu, konten kamu bisa dengan mudah mendapatkan authority dan awareness dari search engine.
Mungkin itu saja yang mau saya share tentang kelebihan dari menarget long tail keyword di konten blog. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh hasil eksperimen saya tentang long tail keyword untuk volume pencarian kecil dan medium.
Contoh
Sebelum saya menulis konten ini, saya melakukan eksperimen dengan menulis sebuah konten yang menarget sebuah kata kunci long tail dengan volume pencarian rendah yaitu: 50-80 ribu. Keyword yang saya targetkan adalah:
Apakah loop video youtube dihitung view
Dalam kurun waktu 1 bulan saya optimasi konten tersebut dan syukur alhamdulillah membuahkan hasil. Seperti yang bisa kamu lihat di screenshot di bawah ini:
Artikel yang saya tulis bisa mejeng di page one dengan long tail keyword yang saya targetkan. Tapi tidak cukup sampai disitu, yang buat saya kagum lagi adalah konten tersebut juga bisa mendapatkan posisi di SERP untuk kombinasi kata kunci lain yang lebih pendek yaitu:
Apakah loop video dihitung view
Apakah loop dihitung view
Loop video youtube dihitung view
Loop video dihitung view
Loop youtube dihitung view
Loop dihitung view
Dan mungkin masih ada beberapa kata kunci dengan paduan kata lain yang mana artikel saya mejeng di pageone.
Ketika saya konsultasi dengan salah seorang suhu di dunia per bloggingan Indonesia mengenai studi kasus saya ini, responnya kurang lebih adalah:
Itu wajar karena keyword yang ditarget tidak umum dan sedikit yang bahas topik itu. Congrats buat result nya tapi jangan cepat senang karena kamu harus terus pantau performa dari konten kamu.
Tapi justru disitu saya jadi punya pemahaman baru bahwa Google sangat senang ketika menemukan konten yang bahasannya benar-benar fresh dan sedikit yang bahas karena itu bisa jadi informasi baru untuk pengguna Google.
Alhasil, Blog saya yang masih seumur jagung tersebut mendapat reward berupa pagone bahkan top 3 di setiap page one untuk list keyword yang saya tulis di atas.
Penutup
Itulah sedikit sharing dan studi kasus saya tentang long tail keyword dan manfaat yang saya rasakan sendiri setelah eksperimen selama sebulan. Namun, sesuai wejangan dari sehu saya, saya tidak kelewat senang dengan result tersebut dan saya lebih memilih untuk terus memantau progressnya dan terus bereksperimen dan mengupdate konten baru di blog ini.
Harapan saya, kamu bisa menerapkan strategi yang sama dengan yang saya lakukan. Target dulu beberapa long tail keyword dan optimasi dengan baik untuk mencari trust dan authority di mata search engine. Setelah itu barulah coba kejar keyword raksasa yang punya volume pencarian tinggi.
Semoga tulisan singkat saya ini ada manfaatnya. Tulisan ini saya buat untuk sharing dan tidak untuk sombong sama sekali. Jadi kalau ada yang berpikiran demikian, mohon dimaafkan. Jika sekiranya ada yang kurang jelas, silahkan tanyakan melalui kolom komentar di bawah. Terima kasih sudah berkenan membaca dan sampai jumpa di tulisan saya lainnya.
Post a Comment
Post a Comment