Review Anime Little Busters! [Bahasa Indonesia]

Review Anime Little Busters! [Bahasa Indonesia] - Kali ini saya ingin sedikit mengulas salah satu anime yang baru saja selesai saya tonton. Dari judul artikelnya juga pasti kawan sudah bisa menebaknya iya, kan? Judul anime-nya adalah Little Busters!

Kamu sudah pernah nonton? Kalau sudah, boleh dong sedikit minta komentarnya, gimana menurut kamu anime ini? 

Iya saya tahu telat banget nonton anime ini di tahun 2020. Tapi kan semua orang berhak kali ya buat nge-review anime lawas ini.

Kalau kamu belum nonton, sebelum nonton, nih dibaca dulu sedikit detail dan review tentang anime ini:

Sinopsis

Anime ini bercerita tentang sekelompok anak SMA yang ‘gabut’ sehingga mereka memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas atau kelompok atau ekstrakurikuler baseball bernama Little Busters! Dengan Kyousuke-kun sebagai pemimpinnya dan Naoe-kun atau Riki-kun sebagai tokoh penting dalam anime ini. Anime ini menunjukkan kehidupan sehari-hari kelompok anak SMA ini. Kurang lebih seperti itulah, untuk tahu lebih lengkap, mending nonton aja.

Nah, itu sedikit perkenalan tentang anime Little Buster ini. Dan ini adalah review singkat menurut saya pribadi tentang anime ini.

Info Seputar Anime

  • Judul: Little Busters!
  • Episode: 26 Episode
  • Tanggal Tayang: 6 Oktober 2012
  • Musim: Fall 2012 
  • Produser: Warner Bros, Showgate
  • Hak Cipta: Sentai Filmworks
  • Studio: J.C. Staff
  • Sumber Cerita: Visual Novel
  • Genre:  Slice of Life, Comedy, Supernatural, Drama, School

Storyline

Awalnya cerita anime saaaangatlah biasa, saya kira begitu. Hanya cerita slice of life sekelompok anak SMA yang lucu-lucuan, gila-gilaan, seru-seruan bareng. Ketika saya nonton sampai selesai, ternyata anime ini lebih dari sekedar slice of life. Ada banyak moral lessons yang bisa kita ambil dari anime ini.

Ceritanya merupakan perpaduan antara ringan, yang cuma lucu-lucuan, dan berat yang bikin baper dan so sad. Meski tak dipungkiri ada beberapa unsur pamohalan (mustahil/ tidak masuk akal) di dalamnya, tapi namanya juga anime. Dari segi cerita, memang tensinya agak lambat, tapi masih bisa dinikmati kok, malah pake BANGET~!

Graphic

Setelah sekian lama saya nggak nonton anime Little Busters! ini menjadi obat untuk rindu saya. Jujur, anime ini masih menggunakan teknologi grafis yang belum terlalu canggih, masih klasikan tahun 2000-an kaya grafis Naruto, gitu. Dan, saya tidak keberatan dengan grafis seperti ini. Jadi, untuk grafis saya rasa cukup.

Character

Meskipun grafis dari anime ini tidak luar biasa, menurut saya karakter yang dimunculkan tetap bisa terbilang moe, kawaii, dan kuuru (cool). Ini juga mungkin karena didukung oleh cerita yang menarik sehingga orang bisa sangat nyaman dengan karakter-karakter yang hadir.

Dan sifat dari setiap karakter terbilang unik sehingga membuat cerita ini sangat colorful. Ada karakter yang tsundere, ada yang bener-bener polos, ada yang masokis, ada yang gentle, dan tentu ada yang aho. Yang jelas, kalau dari segi karakter, menurut saya anime ini punya nilai plus atau nggak nol banget, lah~

Sound

Well, saya kurang begitu paham kalau soal suara. Baik itu soundtracknya, pengisi suaranya, atau sound effects-nya, jujur saya kurang ngerti. Yang jelas, selama ada suara-suara moe, saya suka. Huhu.

Moral Lesson

Beberapa pelajaran hidup yang saya dapatkan dari anime ini adalah:

  1. Kadang, ada orang yang sudah ‘muak’ dengan lingkungannya, sehingga dia membuat dunianya sendiri (apatis). Itu bisa jadi karena dia sudah terlalu jenuh. Maka, tugas kita sebagai orang yang kenal adalah mengulurkan tangan, merangkul dan memberi kehangatan. Semua orang terlahir bahagia, dan harusnya hidup berbahagia hingga mati dengan senyuman. Asik! Maka, jangan biarkan ada tangis (kalau mungkin) di wajah orang-orang terdekat kita.
  2. Carilah satu teman yang bisa boost mood kita agar tetap positif atau agar kembali positif. Teman yang, sorry to say, bodoh kadang lebih menyenangkan ketimbang yang jenius. Jadi tak apa kalau kita terkadang bertingkah bodoh, yang penting otak kita tetap berisi.
  3. Hidup itu ada bahagia dan sedih dan itu tidak bisa dipilih. Kita semua pasti mengalami keduanya. Yang perlu kita lakukan adalah keep move on and enjoy the story. Asik.

Moral lessons itu sebenarnya bisa beda-beda karena itu semua tergantung perspektif kita, suasana hati kita, dan juga apa yang ada di kepala kita. Jadi, mungkin apa yang saya dapat dari satu tontonan bisa berbeda dengan orang lain.

Pertanyaan

Di anime ini saya punya beberapa pertanyaan sebenarnya untuk anime ini.

  • Di episode 23 itu kan si Kud-chan ketangkap, lalu dia diikat dan di'bugili'. Sepele sih, dia diapa-apain lagi nggak, sih? Masa iya ada anak cewek, cantik, blasteran, setengah telanjang, terikat tak berdaya, nggak diapa-apain? Masa siiih? Atau itu ada di versi Doujin-nya? Hmm…
  • Jadi siapa sebenernya yang nulis surat di ekor kucing?
  • Kenapa Riki-kun jadi jarang narkolepsi setelah beberapa episode?
  • Siapa sebenarnya Kyousuke-kun? Kenapa dia punya vision juga?

Itu adalah beberapa pertanyaan yang masih terngiang-ngiang di kepala saya. Untungnya, anime ini punya season 2 atau lanjutan yang belum saya tonton. Semoga semua pertanyaan saya bisa terjawab di season selanjutnya.

Terakhir, menurut saya anime ini adalah salah satu anime yang sangat recommended untuk ditonton bareng adik, teman, pacar, mantan pacar, mantannya pacar, atau bahkan kalau bisa bareng keluarga. The point is, don’t miss it.

Itulah review saya tentang anime Little Busters! ini. Saya harap ulasan saya ini bisa jadi referensi buat kawan (meski agak aneh sih kalau tulisan ini dijadikan referensi). Jangan lupa untuk meninggalkan sepatah dua patah kata di kolom komentar. Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di tulisan saya lainnya.

Nisfa Nurfadilah Rachmaniar
Halo, saya Nisfa. Saya adalah pengelola dari Ninura, sebuah online shop yang sekaligus media informasi dan hiburan melalui beberapa anak situsnya. Salam kenal, dan semoga betah di Ninura.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter