Kadang, kala hati ini bahagia dan tidak ingin momen membahagiakan itu berakhir, waktu seakan berlari cepat.
Dan terkadang, ketika hati ini sedih, lelah akan kehidupan yang rumit, waktu seakan tertidur dan enggan untuk bergerak.
Benar nggak? Tahu kenapa?
Jawabannya sederhana. Karena kita hidup untuk hidup. Mengerti?
Kebanyakan dari kita menjalani kehidupan ini sebatas untuk kehidupan saja. Kita bekerja untuk makan, kita bermain untuk bersenang-senang dan tidur untuk menghilangkan kantuk, benar atau tepat?
Pernahkah kita berpikiran untuk menjalani hidup sambil mempercayai kehidupan setelah kematian?
Pernahkah kita berusaha untuk melakukan persiapan untuk kehidupan setelah kematian itu?
Orang-orang yang mempercayai dan melakukannya tidak akan punya masalah dengan yang namanya waktu.
Kala hati sedih dan terpuruk, waktu akan berjalan lambat, agar kita dapat berbenah tanpa perlu membuang banyak waktu.
Kala hati bahagia dan berwarna, waktu akan berjalan cepat, agar kita tidak terbuai dalam kebahagiaan sementara tersebut dan dapat segera maju kembali dalam melakukan ‘persiapan’.
Singkatnya, dengan percaya akan adanya surga dan neraka, amal dan dosa, serta percaya dengan keberadaan Tuhan, kita takkan pernah bermasalah dengan perihal waktu.
Percaya atau tidak?
Mari kita buktikan.
By the way, maaf kalau mulai sekarang, saya banyak nge-post artikel seperti ini. Tenang aja kawan, ini bukan artikel persuasif yang berhubungan dengan kelompok anarkis ataupun teroris. Ini hanya artikel opini saya saja.
Last but not the least,
Waktu ada sebagai teman, maka jadikanlah waktu sebagai kawan, bukan lawan.
Post a Comment
Post a Comment